Ditulis oleh: Aditya
Ada anggapan yang
mengganjal: kalau jadi atlet binaragawan, maka kemampuan seks akan
menurun. Bahkan bagi binaragawati, kemampuan reproduksinya menurun.
Benarkah anggapan itu?
Agung Santoso, mantan atlet binaraga,
dengan tegas menepis anggapan tersebut. Kata dia dengan olahraga, justru
metabolisme tubuh makin bagus dan terus meningkat. Begitu juga aliran
peredaran darah, termasuk ke alat vital.
“Kalau ada yang
beranggapan seperti itu (seks terganggu), hanya kerena iri tidak
memiliki otot bagus. Anggapan asal-asalan binaraga bisa memperkecil
kepala, hidung, telinga dan lain-lain, pasti jawabannya tidak!," cetus
pria yang punya nama samaran Agung Hercules itu.
Kendati demikian
asumsi tersebut bisa jadi benar seandainya atlet menggunakan steroid.
Boleh jadi hal ini akan mempengaruhi alat reproduksinya. Bukan hanya,
bisa juga mempengaruhi jantung dan otak.
Hal senada juga
diungkapkan Bobby Ferdian, pelatih pada Elite Club Epicentrum. Dia
memastikan bahwa anggapan masyarakat tersebut hanyalah mitos. Justru
dengan latihan beban yang baik dan nutrisi memadai, kemampuan seks
semakin besar.
“Bagi yang tidak berolahraga, juga dianjurkan
dokter untuk melakukan latihan beban agar kemampuan seksnya meningkat,“
ujar Bobby.
Hario Tilarso, dokter olahraga, punya pandangan
serupa. Dia memaparkan secara medis bahwa asumsi-asumsi kemampuan seks
menurun dan pada lelaki alat kelaminnya mengecil akibat menjadi
binaragawan, jelas tidak tepat. Itu hanya anggapan yang
dibesar-besarkan.
Dengan sedikit bergurau, Hario menuturkan,
mungkin lantaran badannya besar, alat kelaminnya jadi tampak lebih
kecil. “Padahal memang otot badannya yang gede,” jelasnya.
Dia
juga mengingatkan, kalau di badan ada serat-serat otot, sementara pada
alat kemaluan pria tidak ada. “Yang ada seperti karet busa, darah
mengalir sehingga penis menjadi kencang. Dan di penis tidak ada otot
jadi tidak ikutan membesar,” urainya.
Mengenai mitos
binaragawati yang susah mempunyai keturunan, Hario mengatakan, tentu
saja masih bisa mempunyai kesempatan untuk mempunyai keturunan.
Kesulitan itu terjadi akibat hormon di badannya terganggu, begitu juga
otot-ototnya.
Otot perempuan itu lebih rendah 30 persen
dibandingkan otot pria. Dan perlu dicatat, binaragawati itu tidak
natural. “Yang seharusnya otot milik laki-laki jadi dimiliki oleh
perempuan. Terjadi maskulinisasi, otot membesar, berambut, menstruasi
terganggu,” ungkapnya.
Walau begitu di Indonesia relatif tidak
ada masalah. Kondisinya berbeda dengan di luar negeri. “Mereka
kebanyakan mengonsumsi doping. Menggunakan steroid,” pungkas Hario.
http://id.olahraga.yahoo.com/news/spt--mitos-kemampuan-seks-atlet-binaraga-105753849.html
No comments:
Post a Comment